IDERAKYAT.COM – Warga Desa Nagrok Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, harus bertaruh nyawa setiap hari menyebrangi sungai Citanduy yang memiliki arus deras demi beraktivitas. Aksi nekat itu dilakukan warga setelah jembatan gantung Siliwangi Tujuh yang menghubungkan Desa Nagrog Cipatujah dan Desa Bojongsari Kecamatan Culamega rapuh.
Sungai dengan lebar 50 meter itu, menjadi akses penting bagi warga Desa Nagrog untuk aktivitas penddikan, maupun perekonomian.
Aom (35), salah satu warga Nagrog mengakui, aksi nekat menyebrangi sungai yang dilakukan warga bukan tanpa resiko. Namun, warga memilih jalan pintas dengan menyebrangi sungai, daripada harus memutar memilih jalan lain dengan waktu tempuh cukup lama.
Baca juga : Dua Rumah Rusak dan Akses Jalan Terputus Akibat Longsor
Disebutkan Aom, saat hujan turun, debit air sungai menjadi tinggi. Warga seringkali tidak bisa melintas karena membahayakan keselamatan.
“kita harus balik lagi menuju jalan utama yang cukup lama harus menempuh jarak sampai tiga kali lipat,” ucap Aom.
“Selalu ada saja korban yang terpeleset, mungkin pas air masih besar, mereka memaksakan untuk melintas, akhirnya terpeleset,” sambung Aom.
Baca juga : Teror Ketuk Pintu Resahkan Warga Puspahiang
Nurleli, warga lainnya menambahkan, seringkali ia diliputi ketakutan dan kekhawatiran terjatuh dan terbawa arus sungai. Namun, ketakutan itu terpaksa dilawan karena tidak ada pilihan akses jalan lain.
“Memang banyak kekhawatiran ketika melintas sungai, saya berharap agar segera dibangun dan dibuat jembatan permanen karena khawatir kepada anak sekolah,” ungkap Nurleli
“Ya harapan mah, jembatan diperbaiki. Biar bisa dilintasi,” pungkas Nurleli.