Mengkhawatirkan, Kabupaten Tasik Defisit 6.000 Tenaga Pengajar

 

IDERAKYAT.COM –  Kabupaten Tasikmalaya saat ini mengalami defisit 6.000 tenaga pendidik. Padahal secara statistik, terdapat 1.342 sekolah, yang terdiri dari 1.056 SD dan 286 SMP. Dengan banyaknya kekurangan guru itu, rata-rata setiap sekolah kekurangan 4 orang guru.

Kekurangan guru yang cukup banyak itu, tentunya membuat beban guru yang ada berlipat ganda. Bahkan mereka dipaksa mengajar di luar bidang keahliannya. Kekurangan guru itu tidak hanya berdampak pada proses belajar mengajar, tapi juga pada pemerataan kualitas Pendidikan

“Ini adalah realitas mendesak yang tidak bisa dianggap sepele. Berdampak pada pembelajaran yang tidak ideal dan mengorbankan kualitas siswa,” ucap Asep Sopari.

“Keberadaan guru itu merupakan syarat penting agar kualitas pendidikan semakin baik. Kalau gurunya kurang, proses pembelajaran itu tentu tidak akan berjalan maksimal,” sambung Asep.

Keberadaan guru honorer, lanjut Asep, setidaknya dapat menambal kekosongan tersebut. Mereka adalah pahlawan senyap yang berjuang mengisi kekosongan dengan dedikasi tinggi, meski seringkali dengan imbalan yang jauh dari kata layak.

Sebagai apresiasi terhadap guru honorer, Pemkab Tasikmalaya terus mengajukan guru baru melalui jalur seleksi ASN maupun PPPK. Namun, adanya kendala struktural yang membuat masalah ini berlarut.

“Perlu juga dipahami bahwa kewenangan untuk itu (pengangkatan) berada di Pemerintah Pusat. Di sini kami hanya bisa mengusulkan saja,” pungkas Asep.