Pemkab Tasik Fokus Tekan Angka Stunting dan Kemiskinan, Kordinasi Antar Lini Diniai Sangat Penting

IDERAKYAT.COM — Pada tahun 2024 kemarin, angka stunting Kabupaten Tasikmalaya berada di angka 17,1 persen. Tahun ini, pemerintah menargetkan penurunan hingga 14 persen.

Upaya mengejar target pada akhir tahun, Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya menggandeng pemerintah tingkat kecamatan, pemerintahan desa, serta kader PKK sebagai bagian dari penguatan komitmen lintas sektor penurunan stunting dan kemiskinan.

“Stunting tetap menjadi perhatian utama pemerintah daerah meski jumlah kasus sudah mengalami penutunan.  Semua orang memiliki hak yang sama untuk diobati atau ditanggulangi, sehingga tidak melihat persentase. Satu orang juga harus tetap diurus, maka baik itu 5%, 10% sama saja ada kasus stunting yang harus ditangani,” kata Wakil Bupati Tasikmalaya, Asep Sopari Al Ayubi.

Baca juga : Ibu Kandung Rekayasa Kasus Buang Bayi di Salopa, Pura-Pura Jadi Penemu Bayi

Selain stunting, penanggulangan kemiskinan juga menjadi fokus yang membutuhkan kolaborasi kuat antar perangkat daerah agar hasil pembangunan dapat dirasakan lebih merata oleh masyarakat.

Ditempat lain, Kepala Dinas Sosial, Keluarga Berencana, Perlindungan Perempuan dan Anak, Opan Sopian menambahkan bahwa, pihaknya mengapresiasi semua stakeholder sehingga angka stunting Kabupaten Tasikmalaya menunjukkan tren penurunan pada tahun ini.

Upaya untuk menekan stunting itu, lanjut Opan, yakni intervensi mulai dari sosialisasi, komunikasi, hingga penanganan langsung di titik-titik risiko stunting.  Termasuk pengawalan program pembelian pil tambah darah bagi remaja di wilayah 3/Sukaraja, edukasi kesehatan bagi ibu hamil dan menyusui, serta pemeriksaan kesehatan balita.

Baca juga : Warga Banjarwangi Salopa Geger, Temukan Bayi Diteras Rumah

“Mudah-mudahan, langkah ini bisa menekan stunting di tahun ini,” ujar Opan.