Oksigen Habis Saat Rujuk Pasien Kritis, Pihak RSUD KHZ Musthafa Sebut Ada Kendala Non Teknis

Oksigen Habis Saat Rujuk Pasien Kritis, Pihak RSUD KHZ Musthafa Sebut Ada Kendala Non Teknis

 

 

IDERAKYAT.COM – RSUD KHZ Musthafa dalam beberapa hari terakhir menjadi sorotan publik. Hal ini terkait dengan kejadian dugaan oksigen habis di ambulans saat merujuk pasien jantung kritis pada Kamis, 5 Juni 2025 lalu.

Namun, dugaan oksigen habis di ambulans itu, dibantah pihak RSUD KHZ Musthafa. Kepala Bidang Penunjang Medik RSUD KHZ Musthafa Tasikmalaya, Dr. Bonbon Sahroni, menegaskan bahwa Standar Operasional Prosedur (SOP) pengiriman pasien rujukan selalu dijalankan dengan ketat.

“SOP sudah dilakukan dan berjalan seperti biasa. Untuk berangkat, apalagi mengantar pasien, harus dicek terlebih dahulu kelengkapan dan kapasitas daya pakainya,” kata dr. Bonbon.

Bonbon memastikan, ambulans dan seluruh perlengkapannya selalu dalam kondisi siaga untuk melayani pasien rujukan.

“Termasuk pada kasus kemarin, tabung oksigen sudah ready, sudah penuh. Tidak ada istilah tabung oksigen kosong. Cuma mungkin ada proses teknis dan ketidaksengajaan sehingga membuat regulator oksigen tidak berfungsi,” papar dr. Bonbon.

Sementara itu, Wakain IGD RSUD KHZ Musthafa Tasikmalaya, Oneng Hasanah, memaparkan, kejadian itu terjadi saat pasien bernama Yayat (64) yang merupakan penderita penyakit jantung dari Kampung Saladah, Kecamatan Padakembang, datang ke IGD RSUD KHZ Musthafa dengan keluhan jantung.

Setelah dilakukan tindakan ECHO, dokter spesialis jantung menganjurkan pasien untuk dirujuk ke RS JHC Jantung Tasikmalaya yang ada di Kota Tasikmalaya. Dengan kondisi itu, lanjut Oneng, proses rujukan pun segera dilakukan.

Oneng menyebut, dalam perjalanan menuju RS JHC tepatnya di wilayah Cintaraja, Kecamatan Singaparna, pasien mendadak gelisah. Dalam kondisi tersebut, regulator oksigen tidak sengaja tersentuh tangan pasien dan mengakibatkan tidak berfungsi dengan baik.

“Perawat segera mengecek dan melihat oksigen terisi penuh, cuma regulator tidak berfungsi dengan baik,” kata Oneng.

Dalam kondisi darurat itu, melanjutkan perjalanan ke RS JHC tidak memungkinkan. Mengingat posisi pasien yang baru sampai Cintaraja dan lebih dekat ke RSUD KHZ Musthafa, keputusan diambil untuk membawa pasien kembali ke IGD RSUD KHZ Musthafa.

“Jadi bukan oksigen kosong, tapi regulatornya yang tidak berfungsi karena ada hal non teknis,” tegas Oneng.