IDERAKYAT.COM — Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tasikmalaya, Tatang Wahyudin, memaparkan, produksi rata-rata beras organik di Tasikmalaya mencapai 1,8 ton per bulan.
Namun puncak panen terkini bahkan melampaui ekspektasi rata-rata, dengan stok mencapai 5 ton yang siap dipasarkan.
Tatang menambahkan, pihaknya semangat menggarap sektor pertanian terutama padi organik. Hal ini dilihat dari rencana pembukaan lahan di wilayah Tasikmalaya utara seluas 600 hektar.
“Sentra pertanian beras organik terluas saat ini berada di Kecamatan Cipatujah. Kita rencanakan buka di wilayah Utara,” ucap Tatang.
Tatang menyebutkan, peluang pemasaran padi organik sangat besar. Apalagi, saat ini Pemerintah Provinsi Jawa Barat mewajibkan ASN membeli beras organik.
“Di Kabupaten Tasikmalaya sendiri ada jumlah ASN 14.000 orang, jika seluruhnya berkomitmen membeli beras organik lokal, maka pasar penjualan akan terserap optimal,” ujar Tatang.
Disisi lain, lanjut Tatang, ada kendala utama dalam hal sertifikasi. Dari luas lahan pertanian organik 500 hektar, baru 200 hektar lebih yang benar-benar terverifikasi keorganikannya.
“Kendala terbesar lainnya adalah merubah kebiasaan petani. Masa tanam hingga panen beras organik cukup lama. Diperlukan upaya serentak untuk merubah sikap dan pola tanam petani menerapkan sistem organik karena mereka masih sangat sulit,” pungkas Tatang.